I Like This Sentence...

Jalan itu licin dan menggelincirkan. Satu kakiku terpeleset di atasnya, menendang kaki lainnya keluar dari jalur, namun aku kembali tegak dan berkata kepada diriku sendiri :
“Itu cuma terpeleset dan aku bukan jatuh”

(Abraham Lincoln)

Aku Menangis Untuk Adikku 6 Kali


Meskipun udah baca berkali-kali cerita ini, slalu aja leher gue merasa tercekat 'n mata gue berlinang-linang nahan tangis. Hiks... Mengharukan banget cerita ini... I Luv U, my sisters... :)

Aku Menangis untuk Adikku 6 Kali

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.

“Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”

Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!”

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? … Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!”

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun sedangkan aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi.

Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik…hasil yang begitu baik…”

Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, “Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku.”

Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!”

Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.”

Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas. Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang.”

Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.

Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas). Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, ” Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana !”

Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?”

Dia menjawab, tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?”

Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu…”

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.”

Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20, Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku.

“Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!”

Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..”

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya.

“Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya.
“Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan…”

Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23, Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.”

Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. “Pikirkan kakak ipar — ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?”

Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!”

“Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?”

Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, “Kakakku.”

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat.

“Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.”

Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

Diterjemahkan dari: “I cried for my brother six times.”

Kesukaan gw... :D


Hmmm... Ngupi dari blognya mbak Ika. Yah, lumayan lah.. daripada kehabisan ide nulis. Hihi... :D

Jadi barangsiapa diantara anda-anda smuanya ada yg mo ngajak jalan / traktir / kasih kado, yah paling ga kan udah ada clue-nya. hehe... :D

1. Aku Suka …. (Makanan)
> Everything... (hehe... emang dasarnya doyan makan). Eh ga ding... kecuali jengkol, ceker, n daun kemangi.

2. Aku Suka …. (Minuman)
> Cappucino dunk...

3. Aku Suka …. (Lagu)
> Any kind of music. Yang penting jangan music yang penyanyinya jejingkrakan ga jelas...

4. Aku Suka …. (Film)
> Yang comedy, yang romantis tis tis tis... Apalagi kalo nontonnya ma pacar. Hmmm.. pasti asyik...

5. Aku Suka …. (Olah raga)
> Swimming lah... Untung di komplek gw ada swimming pool...

6. Aku Suka …. (Hobi)
> Jalan-jalan lah... Yipiiii... Shopping, Karaoke, Nongkrong makan. hehe...

7. Aku Suka …. (Tempat Hang Out)
> Tempat nongkrong yg cozy, biasanya siy tempat ngupi-ngupi gitu... Ayo, siapa mo traktir gw ngupi???

8. Aku Suka …. (Role Model)
> Aduuuhhh.. udah berpikir keras, belum ketemu niy jawabannya... Ntar aja yaks...

9. Aku Suka …. (Pacar/Gebetan)
> Pacar dunk. hihihi...

9. Aku Suka …. (Fitur HP)
> Kamera n GPRS dunk pastinya...

10. Aku Suka …. (Kerjain di waktu senggang)
> Ngerumpi. hihihi...

11. Aku Suka …. (Binatang)
> Wah..ini bagian paling seru jawabnya. Aku suka Kucing, Anjing luthu, Ular, Monyet, Ikan. Say no to bird. No no no no...

12. Aku Suka …. (Video Klip)
> Mmmhh… bingung

13. Aku Suka …. (Baju)
> Apa aja yang penting luthu, n bikin terlihat lebih langsing. Hihihi...

14. Aku Suka …. (Merk Tas)
> Standar aja siy... tas merk apa aja suka kok. Apalagi kalo dikasih...

15. Aku Suka …. (Hadiah dari sahabat/cowok/gebetan)
> Jam tangan Guess, Tas miumiu, Sepatu/sandal merk apa ajah, Handphone, Laptop, Rumah, Mobil... Lho lho lho... kok jadi matre yah???

16. Aku Suka …. (Kalo pacarku bisa)
> Beliin Rumah, Mobil, ajak gw go abroad, hehe... Ngarep bgt...

17. Aku Suka …. (Jomblo/jadian)
> Jadian lah...

18. Aku Suka …. (Soft Drinks)
> Apa yah? *Boleh nyebut merk ga siy?

19. Aku Suka …. (Lihat)
> Cowo ganteng. hehehe...


-== Pilih lebih suka mana? ==-
20. Aku Suka …. (Putih ato Hitam)
> Hitam

21. Aku Suka …. (Blitz ato XXI)
> XXI

22. Aku Suka …. (Dicintai ato Mencintai)
> Smuanya (boleh ga siy milih dua-duanya? hehe...)

23. Aku Suka …. (Deket ma sahabat ato Pacar)
> Smuanya juga...

24. Aku Suka …. (Kampus ato Skull)
> Kampus lah... Seru banget euy...

25. Aku Suka …. (SMA ato Kuliah)
> Kuliah. Secara temen2 gw seru bgt... n bisa bertindak seenak gw. hihi...

26. Aku Suka …. (nulis blog ato bulbo)
> Blog

27. Aku Suka …. (YM ato MSN)
> YM

28. Aku Suka …. (FS ato FB)
> Sebenernya dua-duanya suka. Tp FB blm bikin tuh. Payah...

29. Aku Suka …. (Ngeduain ato diduain)
> No comment

30. Aku Suka …. (Januari ato Desember)
> Januari

31. Aku Suka …. (Paris ato German)
> Paris dunk...

32. Aku Suka …. (Seksi ato Cantik)
> Seksi. Tapi harus cantik juga ding...

33. Aku Suka …. (Pengertian ato sok2 ngerti)
> Ya pengertian lah...

34. Aku Suka …. (Guru Calculus ato Fisika)
> Kayanya siy mendingan Calculus. Yah, sedikit lebih mending lah...

35. Aku Suka …. (Homo ato Lesbi)
> Wuuuaaaa... ga dua-duanya lah... Gile lo...!!!

Udahlah, cape gw... Yang terakhir kok pertanyaannya ga penting bgt gitu siy... Hehe...

Ga Jelas...

Kenapa akhir2 ini gw ngerasa hidup gw ga jelas. No spirit again...
Dunno what happen with me...
Masa hanya karena "Cinta" jd kaya gini siy? Feel so lonely, hampa, don't have someone special yg bisa dijadikan sandaran, fiuh...
Gw bahagia punya keluarga yang sayang ma gw, gw jg bahagia punya sahabat yang care ma gw, gw jg bahagia punya banyak temen yang asyik diajak jalan, dan gw jg bahagia ada beberapa kaum adam yg mencoba mendekati gw. But, tetep aja... feel hampa... hampa... dan hampa...

My Silver Day

Fiuh... akhirnya posting lagi.Nulisnya siy udah cukup lama.. tapi ngendon di Notepad doank, belum sempet dipublish... :)

18 Juli 2008 : My Silver Day...
Alhamdulillah... Allah masih memberikan keberkahan di umur gw yg ke-25 ini.
18 juli (Pagi) --> ada banyak temen gw yg ngucapin hepi besdey... Oche, Kak Toddy, Deka, Rama, Dody, Echy, Inez, Putri, Mas Dhany n temen2 kantor lah pastinya...
Nyampe kantor, ada bungkusan kado warna ijo diatas keyboard kompi gw... Yah, bener.. itu dr Oche. Sebuah dompet coklat bernuansa glitters yang blink-blink... dg ucapan "Hepi besdey Imay... From Oche Cantieq" Wuuueeekkk.... Hehe... Ma'acih yah Che... Luv u much...
Sampai rumah...ternyata ada surprise kecil-kecilan from my family... tp berkesan kok.
Buka pintu kamar, tiba2 mereka langsung nyanyiin lagu Hepi Besdey plus bawa nampan isi tumpeng nasi kuning, lengkap dengan lilin yg ditancepin di timunnya. Hehe..
Kita berdoa bareng, dipimpin papa gw... Make a wish, tiup lilin tuz makan deh...
Eh, ternyata ade gw juga kasih kado "Dompet". Hehe... kok sama kaya oche yah? Rupanya mereka berdua sama-sama mengerti kebutuhan gw. Secara dompet gw udah uzhur bgt. kikikikik...

Yah.. intina mah, my wishes : Slalu diberi berkah iman yg kuat, kesehatan, rejeki yg cukup, karir yg bagus, teman2 yg baik, keluarga yg sabar, dan jodoh yang baik bwt gw.

Amin...Doain yeee...

Refreshing Mulu Niy... Hehe...

Perasaan gw niy, kerjaan kok jalan2 mulu.. Kapan kerjanya? Hehe...
Iya yah... Kalo gw pikir2, kok gw refreshing mulu kerjaannya.
Nonton Ironman di Blitz, tuz nongkrong makan di bebek bakar-Sabang.
Tuz Long weekend kemaren abis jalan2 ke PIM, tuz ke Monas, foto-foto... Menyalurkan bakat narsis. Hehe...
Tuz besoknya maen ke Dufan seharian. Maen n foto-foto lagi.
Tuz kemaren Selasa nongkrong di Kemang, ada perayaan ultah cowonya adek gw.
Tuz kemaren Rabu nonton "Kungfu Panda" di Jakarta Theatre, sambil menikmati enaknya King Burger n Popcorn.
Tuz ntar sore mo nonton lagi, tapi nonton The Incredible Hulk di Blok M.
Tuz besok (dibaca : Sabtu) mo ke Dufan lagi rame-rame, coz ada temen dari Makassar dateng.
Tuz sekitar minggu depan mo ke Sukabumi, rencana mo outbound ma orang-orang kantor.
Tuz akhir taun (liburan natal) mo ke Batam, Singapore, n Kuala Lumpur.
Tuz awal/pertengahan taun depan (2009) rencana mo ke Thailand ma orang-orang kantor lagi.
Tuz pertengahan/akhir taun depan, ada yang ngajakin umroh.
Wuehehehe... perasaan jalan-jalan mulu...
My life is so beautiful...
Hihihi...kok berasa lucu yah gw...*
*ga jelas mode ON

* CINTA *


Ngutip dari cerita temen,

Satu "kata" yang paling indah untuk didengar, dirindukan, dan tidak akan pernah terpuaskan adalah "CINTA".
Siapapun juga. Tanpa memandang usia, dan latar belakang. Kita semua "membutuhkan" cinta. Dan menempatkan cinta sebagai "salah satu" kebutuhan. Suatu kebutuhan yang "layak" untuk dipenuhi. Seperti halnya kita dilahirkan atas nama cinta. Dan setiap individu berhak atas cinta. Hak untuk mencintai dan dicintai. Seperti halnya "hak" untuk memilih dan memutuskan.

Cinta yang kadang membuat seseorang menjadi "dom" (bodoh), tetapi juga "slimmer" (lebih cerdik). Seperti Shakespeare yang menulis, "Jika cinta tidak berhasil bertemu dibawah, maka dia akan memanjat"

Dan satu "kata" yang paling penuh misteri, namun kehadirannya selalu dinantikan dengan perasaan yang berdebar - debar, adalah "JODOH.
Karena setiap orang berhak untuk mendapatkan cinta, dan memiliki jodoh, seperti yang dimpikan dan diharapkan. Namun siapa yang bisa menentukan CINTA dan JODOH? Ah, DUA KATA yang amat dibutuhkan, namun tidak gampang dipecahkan.

"Cinta adalah anugrah, dan jodoh adalah keputusan Illahi."

Keduanya adalah "anugrah dan keputusan Illahi" yang tidak bisa kita ramalkan kehadirannya. Apalagi yang namanya JODOH. Nobody knows. Selalu sukar ditebak. Sepertinya mudah didapat, namun tidak demikian faktanya. JODOH, REJEKI, dan HIDUP MATI, bukan keputusan manusia, namun keputusan Illahi. Manusia hanya dapat merencanakan dan mengusahakan. Namun pada akhirnya, akan kembali kepada sang pembuat keputusan. Yaitu sang Illahi.

Kata-kata putus, sedih, cerai, trauma, kematian, merana, kecewa, disakiti, terasa "tidak enak" untuk didengar dan dialami oleh siapa saja. Tetapi semua masih "TETAP" ada, untuk melengkapi "kamus kehidupan" agar tetap seimbang.

Adakah orang yang menjadi "gundah" dan "kecewa" setiap mendengar senandung cinta ?

Kecewa bercinta bukan berarti dunia sudah berakhir, masa depan yg cerah berdasarkan pada masa lalu yg tlah di lupakan.

Kita tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kita sampai kita melupakan kegagalan dan kekecewaan kita.

Setiap orang punya rasa cinta, tapi tak setiap orang dapat merasainya.
Setiap orang pernah bercinta tapi tak setiap orang mampu mengecap bahagianya cinta.

Ketika sebuah cinta mengungkapkan suatu kejujuran, dia tidak akan berbohong. Tidak akan ada sebuah konspirasi untuk mendahulukan sebuah nafsu untuk memiliki, tidak akan ada sebuah harapan untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan tetapi hanya akan mendambakan untuk bisa mendapatkan kesempatan untuk memberikan sesuatu yg lebih berharga.

Manusia tidak jatuh kedalam cinta dan tidak juga keluar dari cinta, tetapi manusia tumbuh dan besar di dalam cinta.

Cinta karunia Illahi, janganlah membenci Cinta... yang harus dibenci dan dihindari ialah kepalsuan, bukan cinta (unknown).
Begitu juga dengan JODOH, jika kita kelak tidak berjodoh dengan orang yang dicintai, jangan jatuh dan larut dalam kesedihan.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepasnya.
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat.

"Manusia bisa saja punya rencana dan berusaha, tapi Tuhan juga lah yang akan menentukan"

My True Story... :)

My true story...

Lagi pengen cerita niy tentang pengalaman gw yang dulu-dulu. Pengalaman yang setelah gw inget-inget, ternyata lucu juga. Hue he he... :D Mulai dari jualan setip (dibaca : penghapus pensil), buka tempat penyewaan majalah, jadi pelayan, kerja di bidang yang ga sesuai, dagangan berbagai macam barang, sampe akhirnya sekarang gw di Telkom).

First...
Kayanya jiwa dagang gw udah ada dari kecil. Hehe...
Nyatanya, dulu pas SD kelas 2, gw berniat ngumpulin sisa uang saku dari Mama, dan setelah kumpul uang Rp.250, gw belanjakanlah uang itu buat beli setip. 1 setip = Rp.25,- Abis itu gw nongkrong di gardu deket rumah n menawarkan ke setiap orang yang lewat.
"Pak,setip pak... Bu, setip bu.... Mbak, setip mbak... Mas, setip mas... Dek, setip dek..."
Semua orang gw tawarin, n walhasil ga ada satupun setip gw yang laku. Hehe...
Secara mana ada orang yang percaya sama gw... Dikiranya gw cuma maen-maen doank kali. Dan akhirnya... setip itu gw pake sendiri n gw bagi-bagi ke temen gw. Wue he he he... :D

Second...
Lagi-lagi karena berjiwa dagang, waktu SD gw berusaha memutar otak gimana caranya dapetin tambahan uang saku. Gw n kakak gw punya banyak majalah Bobo n Mentari. So, gw dapet ide buat nyewain majalah-majalah gw td. Gw tumpuk smuanya di atas meja di garasi rumah gw, lalu gw bikin tulisan "Penyewaan Majalah" lengkap dengan harganya. Hehe..
Untungnya siy waktu itu ada beberapa temen gw yang pinjem. Hihihi...lumayan berhasil juga... :)

Pas jaman kuliah, saat temen2 lg pada sibuk belajar, ato kerja dengan terima project bikin program, eh gw, ines, echy, umer, n komar malah sibuk cari kerjaan di McDonald. Tapi akhirnya si umer n komar resign sih, ga tahan kali... N emang bener kata ines, dsitu mah utk kerja yg dibutuhin emang tenaga doank, bukan "otak" hehe... Gw n echy biasanya masak nasi bareng pake tempat yg gedenya naudzubillah..., bikin soup, nge-wrap nasi, bikin burger, sampe2 kita sering malu klo ada anak kampus gw yg lg makan dsitu... :) Yg lebih kasian sih emang ines, mungkin karena badannya gede, jadinya dia sering disuruh di bagian depan, alias bersih-bersih meja, ngepel pake pel2an yg segede gambreng n beratnya minta ampun... Ujung2nya kita dapet duit cuma sekitar 200rb-an gitu. Fiuh...mengenaskan... :D

Tapi akhirnya kita cabut karena musti konsen ke TA. Pas udah lulus, gw ma dena kerjaannya ke warnet (buka jobsdb, karir.com n jobstreet) buat cari lowongan, tuz beli kompas tiap sabtu/minggu, tuz malemnya kita bikin lamaran, kaya artis aja gitu, bagi-bagi biodata n foto. Hehe... Tuz, senin paginya kita ke kantor pos, kirim lamaran skitar 12-an tiap minggu. Sampe2 pak posnya hafal sama kita n ikut ngedoain kita biar cepet dapet kerja... :)
Makasih yah pak pos... :D

Sampe gw ada beberapa panggilan yg akhirnya sih gagal, ato ada jg ya gw tolak karena ga sreg. Tuz gw ketrima di Indosat, tapi statusnya masih magang sih, meskipun dpt gaji juga.. Gw di bag CM (Channel management) divisi-nya marketing gitu deh... Setelah 3 bln gw resign krn gw pgn pindah ke Bali. Gw di Bali sempet stress juga, udah sendirian, ga ada kerjaan, gw ngerasa jd orang yg ga penting aja gitu... Tapi alhamdulillah, awal 2006, gw ketrima lg di Indosat meskipun statusnya sama kaya yg dulu, kontraknya 1 thn. Bagiannya juga sama, CM juga. Kadang gw ngiri n minder sih ngeliat temen-temen yang pada kerja sesuai dg bidang kita pas kuliah, gw kadang malu aja klo ditanya kerja di bagian apa...
Tapi gw pikir ya udahlah, meskipun gw kuliah di IT, ga harus kan gw kerja di bidang itu juga... Mungkin rejeki gw lagi kaya gitu. Toh gw juga mendapatkan banyak ilmu yg lain. Tp ga tau kenapa, gw enjoy bgt ngejalanin kerjaan gw itu (wah apa artinya ini gw udah mulai berpaling dr IT ya?) hehe...
So, buat temen2 yg klo kerja ga sesuai ma bidang kita dulu, ga usah minder, santai aja... Banyak kok yg bisa kita dapetin juga dari bidang lain. Ok...

Tapi sekarang siy alhamdulillah gw dapet kesempatan yang lebih baik lagi, dengan ketrima di Telkom. Bidang yang gw jalanin sekarang adalah bidang yang sama sekali ga gw sukai dari dulu. NETWORKING. Gubrakkk...!!! Dari dulu STM sampe kuliah tiap dapet pelajaran Networking selalu kabur. Wah, apa ini karma yah? hehe...
Walhasil, gw harus bener-bener belajar dari nol lagi.
Tapi tetep semangat donk... Chayooo...!!!

:: If you can dream it, You can do it... ::

- My Losing Marriage -


Fiuhh..akhirnya nulis juga..
Udah setaun boo..ga pernah sempet nulis lagi. Lebih tepatnya, ga menyempatkan diri untuk nulis, hehe...

I wanna try to tell 'bout "my losing marriage"
Serasa kaya cerita di sinetron2... Kirain cuma di sinetron2 aja yang cerita cintanya bisa seru kaya gitu... ternyata itu bisa terjadi dalam hidup gw. Hiks..hiks...
Ga nyangka setelah hampir 9 tahun dia dan gw mencoba menjalin cinta, even itupun slalu putus-nyambung-putus-nyambung (kaya kabel Telkom - kata temen gw).

2 bulan sebelum hari H, rasanya gundaaaahhh banget, tp gw berpikir : maybe cuma syndrom prewedding aja... Tapi semakin lama, gw ngerasa bener2 takut, ga tau deh kenapa.
Satu2nya jalan termudah adalah sholat dan minta petunjuk sama Allah, moga diberi kemantapan hati n jalan yang terbaik.
Bingung juga gimana awalnya, tapi yang jelas mulai banyak konflik sejak gw keterima gawe di tempat yang agak jauh, Masalah yang ini lah... yang itu lah...
#1 Sifat temperamental ybs yang membuat gw sangat2 takut (kenapa ga dari dulu yah? Mboh lah...)
#2 Ketidakcocokan antara ybs dengan keluarga gw
#3 Ketidakmampuan gw menjadi diri sendiri di hadapan dia yang membuat gw jadi sedikit "gila"
#4 Ketidakmantapan hati
dll..dll...

Konflik menghebat sekitar 1 bln sebelum hari-H, dan akhirnya kita memutuskan untuk "bubar"... really-really bubar...
It's so hard for me... n for him, also.

Waktu itu, ada 2 pertanyaan di otak gw yang mungkin ga pantas diucapkan :
#1 Ya Allah, kalau dia bukan jodohku, kenapa aku selalu dipersatukan sama dia, sedangkan dari dulu kami sudah banyak sekali konflik?
#2 Tapi kalo dia adalah jodohku, kenapa sekarang seperti ini, dan akhirnya kami berpisah setelah 9 tahun berjalan, setelah banyak suka dan duka yang kami lalui?

Tapi pertanyaan itu menyadarkan gw... Mungkin dari dulu sebenernya gw udah "disentil" sama Allah, nyatanya dari dulu hubungan gw sama dia slalu dibumbui masalah, ga pernah berhenti... cuma gw-nya aja yg keukeuh kayanya. Dan mungkin sebelum waktu "gong" berbunyi, Allah bener2 kasih "pukulan" ke gw, biar gw tersadar. Lebih baik sakit hati dan menyesal sekarang, daripada harus sakit hati dan menyesal nanti. Sebelum smuanya terlambat...

2 minggu sebelum hari-H, gw baru berani meng-cancel semua hal yang sudah gw persiapkan. Gedung, dekorasi, rias, baju, catering, undangan, semuanya... Fiuh....

Beberapa minggu berlalu... adalah minggu-minggu yang berat banget buat gw, nangis.. nangis.. dan nangis... :(
Tapi alhamdulillah gw punya keluarga n punya banyak temen yang support gw banget. Yang bisa memberikan kekuatan hati... yang bisa menghibur gw...
Hari-H terlewati, dan... ya udah lah... gw mulai berusaha untuk mengobati trauma gw. Intinya harus SABAR dan IKHLAS...
Dari kejadian yang "sangat tidak terduga" ini, dari kejadian yang "sangat memukul" hati gw... Di titik kerendahan gw, akhirnya gw bisa bersyukur karena pastinya ada hikmah dibalik itu smua :
gw bisa berpikir lebih dewasa (rasional/logika), menjadi lebih kuat, dan yang paling penting adalah insyaallah gw jadi lebih dekat sama Allah... (katanya kan, kebanyakan manusia akan lebih mendekatkan diri pada Tuhan mereka disaat mereka diberikan ujian).
Dan akhirnya, kesimpulan gw, Allah pasti punya skenario yang indah buat hidup gw. Dulu, sekarang, dan nanti. Pastinya... Gw siap menerima skenario apa lagi yang akan Allah berikan buat hidup gw.
Yah, semoga gw mendapatkan hidup yang benar-benar indah, dan semoga suatu saat gw bisa menemukan "seseorang yang indah" pula yang dikirimkan Allah buat gw. Amin... :)

Sebenernya, I wanna tell something, but... masih belum waktunya diceritakan kayana. Hehe... :D Next time aja yah... :p

:: Kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi esok hari, kalau hari ini kita berhenti berjalan ::